Jalan Jalan Super Ngirit bukan berarti pelit, karena duit yang berlebih, buat ongkos ke tujuan berikutnya
Thursday, April 19, 2012
Vihara Boen San Tong (Vihara Pemancar Keselamatan) ± 1894 M Cirebon
Ngutang tulisan soal jalan-jalan, suka jadi kepikiran sendiri, gimana kalo misalnya lupa, nyatet sih yang penting2 tapi gimana kalo misalnya lupa detail yang lucu2? Hmmm semoga engga ya hehe (I wish ada USB yang bs ditancepin ke kuping dan semua yang ada di otak ke rekam otomatis ke USB kita, tinggal nyolok ke kompi, up load ke blog hehehe *generasi instant alert*).
Seperti kunjungan ke Vihara ini, sebenernya ngga sengaja juga nemuin Vihara ini. Waktu abis turun dari Stasiun Kereta Api Cirebon, yang mau kami tuju sebenernya Keraton Kanoman, setelah menyantap Semangkok Empal Gentong di warung deket Stasiun, (Empal Gentongnya di ceritain di Edisi Review Makanan kala ngetrip yaaa… semoga engga lupa hehe), lalu tanya2 orang2 disekitar, kami dianjurkan naik angkot utk mencapai Keraton Kanoman, trus kami dianjurkan turun di Pasar (entah pasar apa namanya), nah waktu jalan dari Pasar ini menuju Keraton Kanoman, ketemulah ama Vihara ini.
Awalnya kami hanya lihat dari luar, karena saat itu pintunya tertutup, namun ada seorang Bapak yang sedang menambal sepatu didepan Vihara, lalu kami bertanya apakah boleh masuk ke Vihara, ternyata dia bilang Vihara terbuka untuk umum, tentu boleh
Seperti di kebanyakan Vihara yang pernah kami kunjungi, biasanya kami disambut dengan gonggongan anjing, buat yang takut anjing, pasti ngga bakalan masuk, tapi buat pencinta anjing seperti saya, ya cuek aja masuk hehe
Pas baru masuk disambut oleh seorang (manggilnya Kakek aja kali ya), dia nerangin cukup banyak soal Vihara namun karena sang kakek ngomongnya pake bahasa cina campur jawa, dan kondisi giginya yang ompong semua, jadi sedikit cerita yang kami tangkap (kudu ada penterjemah nih mustinya)
Dari hasil nanya2 sama mbah google dan tante wikipedia, ternyata beberapa blogger menyatakan bahwa pengurus Vihara ini temasuk yang paling ramah terhadap pengunjung luar (maksudnya pengunjung yang tidak bertujuan utk bersembayang ke Vihara). Hmmm, pastinya yang mereka maksud adalah sang kakek ini (sayangnya engga sempet nanya namanya).
Tampak depan, Vihara ini terkesan tidak lebar cenderung kecil utk ukuran Vihara yang biasa saya lihat, namun ternyata memanjang kebelakang. Khas Vihara pada umumnya warna merah, kuning sedikit orange, hitam dan emas mendominasi keseluruhan dinding dan interior Vihara. Agak sedikit berdebu (mungkin abu dari bekas bakaran hio), dan agak gelap dibagian tengah Vihara, namun kemudian terang benderang dibagian belakang Vihara karena ada jendela2 tinggi di tembok Vihara (ahhh jauh dari kesan sumpek).
Di bagian belakang Vihara justru altar2 utk para Dewi ditempatkan, didominasi warna merah menyala, ada 5 altar disana (maap yak ngga tau satu persatu, yang jelas semuanya Patung Para Dewi, diantaranya Dewi Pek Ku Thay Fud, Dewi Pek Kiung Ku Fud, dan 3 Dewi lainnya (maap engga nyatet satu2)).
Masih ditemani sang Kakek, yang masih berusaha menerangkan soal patung2 Dewa dan Dewi lain di dalam Vihara, namun karena kami harus meneruskan perjalanan ke tempat2 wisata lainnya, maka kamipun pamit.
Buat yang mau ke Vihara Boen San Tong ini, alamatnya di:
Jalan Winaon 26/29, Cirebon
A worth to try visit, menikmati keramahan a stranger to a stranger like us, dan incredibly masih ada orang yang ramah kepada orang yang tak dikenal di Cirebon ini.
Moral story: seandainya semua orang, memperlakukan orang lain tanpa memandang agama, suku de el el itu, pasti Indonesia lebih damai kan (needs more Kakek ini di seluruh Indonesia).
Subscribe to:
Posts (Atom)